Teologi Kemanusiaan: Refleksi Kritis Teologi Aswaja

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Rumadi

Abstract

Kata "teologi kemanusiaan" barangkali kurang lazim didengar, karena yang namanya teologi mestinya dikaitkan dengan Tuhan, "teologi ketuhanan", bukan dikaitkan dengan manusia. Manusia dalam hal ini berada dalam posisi sebagai obyek, meskipun yang merumuskan teologi sebenarnya adalah manusia sendiri, bukan Tuhan. Oleh karena itu, kata "teologi kemanusiaan" sepintas memang mengan- dung contradictio in terminis. Kata teologi itu sendiri memang berarti ilmu tentang ketuhanan ("Teo" berarti Tuhan; dan "logos" berarti ilmu), berbicara tentang Tuhan dengan segala kemahakuasaan- Nya, Sang Pencipta, Zat yang Maha Tinggi dan Tidak Terbatas dan seterusnya. Sedang "kemanusiaan" menunjukkan hal yang sebaliknya: adanya keterbatasan. identitas kemakhlukan, rendah, serba tergantung dengan Tuhan dan seterusnya.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Rumadi. (2024). Teologi Kemanusiaan: Refleksi Kritis Teologi Aswaja. Tashwirul Afkar, 18(1), 151–168. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/325


Section
Articles