"Menangkap Momentum" Yang Tak Mudah
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Syukur alhamdulillah, kata itulah yang tepat menggambarkan perasaan kami setelah edisi pertama terbit. Usaha kami untuk merekam, mencatat, mengolah dan memperluas jangkauan sebuah "wacana Baru "yang belum lama lahir dikalangan kaum nahdliyin' telah membuahkan hasil yang berwujud jurnal yang sedang tumbuh yang tentu penuh dengan kekurangan. Ibarat remaja yang sedang tumbuh, yang kami miliki lebih berupa niat, semangat dan idealisme, ketimbang pengetahuan, pengalaman atau keahlian. Kami menyadari betul hal itu.
Semula kami demikian bersemangat untuk menampilkan jurnal ini sebagai "potret" dinamika pemikiran kalangan "santri" yang kemudian oleh orang dibaca sebagai "arus intelektualisme" di NU. Sebagai sebuah "potret" kami mengandaikannya mampu menangkap dan memantulkan kembali "momentum kebangkitan" itu dergan utuh, jelas dan indah. Tetapi ternyata "tustel" yang kami miliki tak secanggih yang kami bayangkan. Atau bahkan kami yang tidak terampil menggunakannya. Maka yang terjadi "potret "yang kami sajikan ternyata belum menunjukkan hasil yang maksimal. Tentu bersabar hati adalabh jalan terbaik sebab menurut kami ma la yudraku kulluh la yutraktu kulluh.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.