Islam Pribumi: Mencari Wajah Islam di Indonesia

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Imdadun Rahmat

Abstract

Agama Islam Pribumi, secara genealogis, diilhami oleh gesaan Pribumisasi Islam yang pernah dilontarkan Abdulrahman Wahid sekitar tahun 80-an. "Islam Pribumi" adalah ungkapan bagaimana Islam sebagai agama yang monokultural dari Tuhan dianut mayoritas kaum beradat dan budaya yang berasal dari manasik tanpa kehilangan identitasnya. Wahid, arasping ke Bhagavad-Gita atau Asmaragama, tapi proses mempribumikan diri dengan budaya Tanah Air tanpa harus terbuka luas seperti diuruk budaya asli daerah. Lethih kita imur, Arabisasi belum tentu cocok dengan kebutuhan. Pribumisasi bukan upaya menghindarkan dari timbulya perlawanan dari kekuatan budaya-budaya setempat, akan tetapi justru agar budaya itu tidak hilang. Karena itu, Pribumisasi Islam adalah kebutuhan untuk menghindari polarisasi antara agama dengan budaya, sebab proses demikian memang tidak terhindarkan. Pribumisasi Islam adalah menghargai agama dan budaya setempat melalui keimanan dan berkembang dalam pola ragam keagamaan yang tidak lagi mengambil bentuknya yang otentik dan agama, serta berusaha mempertemukan jembatan yang selama ini memisahkan antara agama dan budaya. Dengan demikian tidak ada lagi pertentangan antara agama dan budaya.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Rahmat, I. (2024). Islam Pribumi: Mencari Wajah Islam di Indonesia. Tashwirul Afkar, 14(1), 9-32. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/378


Section
Articles