Kebudayaan Untuk Kemanusiaan
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Walaupun bangsa ini telah memproklamirkan kemerdekaan dengan penuh semangat dan slogan yang patriotik "merdeka atau mati", "kami Cinta damai tetapi lebih Cinta kemerdekaan" dan seterusnya, mereka juga merasa bahwa kemerdekaan nasional belum seratus persen dicapai, Sebab setelah masa kemerdekaan pun, secara ekonomi, Belanda masih mendominasi dan secara budaya mereka masih dalam cengkeraman budaya Belanda yang kolonial, juga budaya lokal yang feodal.
Dengan demikian, sebenarnya bangsa ini pada masa awal kernerdekaan itu, tidak hanya miskin secara materi, tetapi juga sangat miskin secara rohani, secara intelektual dan budaya. Pada saat-saat seperti itu muncul para intelektual, yang lazim disebut pujangga, yang dengan bersungguh-sungguh berusaha membuka cakrawala rohani dan intelektualitas bangsa ini dengan menulis berbagai karya intelektual, haik berupa essai, prosa, puisi dan sebagainya.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.