Ulama Menggerakan Politik Agraria

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Abdul Mun'im DZ

Abstract

Berbicara masalah agrarian atau pertanian di Indonesia tidaklah mudah, sebab di satu sisi secara substansi sangat dibutuhkan, tetapi secara opini dan citra sangat dihindarkan. Sejak dilakukan modernisasi awal pada era 1970-an di mana usaha pembangunan dimulai, melalui proses literasi, urbanisasi, dan industrialisasi, maka agraria secara bertahap terus dimarginalisasi. Proses literasi yang dikembangkan dalam sistem edukasi itu seluruhnya mengadopsi paradigma modernisasi, yang merupakan jiplakan atas pengalaman dunia Barat yang kapitalis itu sangat mewarnai pandangan bangsa ini terhadap dunia Timur dan Indonesia khususnya. Baik kalangan masyarakat terpelajar, kalangan pejabat, maupun pengusaha memiliki pandangan yang sama terhadap pertanian dan terutama mental pertanian. Karena modernisme ingin membentuk manusia rasional, individualis, kompetitif, maka masyarakat petani yang rasional, komunal, dan harmonis dianggap tidak sesuai dengan agenda modernisasi. Karena itu, seluruh ahli ilmu sosial, yang kemudian diikuti oleh semua pejabat dan diamini pengusaha, memandang bahwa mentalitas agraris adalah rendah dan harus ditinggalkan. Pandangan ini akhirnya mengena terhadap siapa pun yang pernah belajar di sekolah. Akibatnya, setiap siswa tercerabut dari akar kulturalnya.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Mun’im DZ, A. (2024). Ulama Menggerakan Politik Agraria. Tashwirul Afkar, 24(1), 6-19. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/221


Section
Articles