Dari Tradisionalisme Menuju Post Tradisionalisme Islam

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Zuhairi Misrawi

Abstract

Raibnya revolusi pemikiran Islam sejak berabad-abad yang silam telah menghentak generasi baru pemikir Islam modern untuk melakukan akumulasi (al-dlammu), arti- kulasi (al-nuthqu), apresiasi (al- bayân), dan kritik (al-nagd). Pemikiran Islam tidak hanya dituntut untuk mempunyai eksistensi, akan tetapi diupayakan menjadi "tambang emas" untuk menghidupi spirit umat dalam rangka menyelesaikan persoalan yang menjerat kehidupan mereka, baik dalam ranah politik, ekonomi maupun budaya. Realitas sosial yang bergelimangan dengan kekerasan, kemiskınan, kebodohan, kezaliman, ketidakadilan gender dan konflik horizontal bisa dijadikan cermin obyektif untuk menggenjot "gas" dan membangun "terminal baru" pemikiran yang dialogis, pluralis dan liberalis, sehingga pemikiran Islam tidak tercerabut dari akar, otentisitas dan refleksi sosial yang merupakan bagi- an tak terpisahkan dari background dan formulasi setiap pemikiran.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Misrawi, Z. (2024). Dari Tradisionalisme Menuju Post Tradisionalisme Islam. Tashwirul Afkar, 10(1), 47-61. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/449


Section
Articles