MENEMUKAN IDENTITAS PRIBUMI NEGARA

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Fachry Ali

Abstract

Pertama, itu adalah fenomena perubahan wacana politik. Dulu kita menggunakan apa yang dikatakan mode colonial thinking, cara berpikir kolonial. Cara berpikir kolonial adalah cara berpikir di mana kecurigaan selalu diletakkan kepada kekuatan-kekuatan yang berbau agama. Pada masa kolonial kecurigaan pada sikap-sikap agama, kecurigaan terhadap ulama, terhadap organisasi-organisasi yang bersifat agama terjadi. Karenanya pada masa kolonial dulu, atau sebagai implementasi dari kebijaksanaan cara berpikir kolonial ini tadi adalah menjauhkan agama dari peranan-peranan strategis dan terutama di dalam pemerintahan. Orang-orang yang diangkat menjadi bupati adalah orang-orang yang dianggap jauh dari agama. Karenanya mereka ini pada umumnya tidak ingin dikait-kaitkan dengan agama. Nah moda berpikir kolonial ini terus bertahan sampai tahun 70-an, bahkan mungkin tahun 80-an.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Ali, F. (2024). MENEMUKAN IDENTITAS PRIBUMI NEGARA. Tashwirul Afkar, 2, 34-39. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/614


Section
Interview

Most read articles by the same author(s)