Ziarah Makam Gus Dur Wali Kesepuluh : Menengok Suasana di Seputar Makam Pesantren Tebuireng

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

A Khoirul Anam
Yusuf Suharto

Abstract

Sekitar setahun lalu, persisnya Rabu 30 Desember 2009, tim dokter Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, mengumumkan bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah pergi untuk selamanya pada pukul 18.45 WIB. Gus Dur mengidap penyakit komplikasi stroke, diabetes, jantung, dan ginjal. Berita ini segera disiarkan oleh semua stasiun televisi nasional. Beberapa saat setelah itu, RSCM pun penuh sesak. Para wartawan dan pengunjung ingin menyaksikan secara langsung jenazah Gus Dur, minimal bisa menyaksikan kerandanya. Di lantai lima gedung Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, semua mata memandang ke sebuah ruangan tempat diistirahatkannya jenazah Gus Dur. Hanya keluarga dekat yang diperkenankan masuk. Jenazah Gus Dur kemudian dibawa ke Ciganjur, Jakarta Selatan, untuk disemayamkan di rumah keluarga. Konsentrasi massa pun beralih ke Ciganjur. Para pejabat dan pelawat yang tak sempat ke RSCM langsung bergegas ke Ciganjur. Mobil-mobil obor stasiun televisi nasional yang membawa perangkat siaran langsung bahkan telah mendahului rombongan jenazahke Cianjur. 

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Anam, A. K. ., & Suharto, Y. (2024). Ziarah Makam Gus Dur Wali Kesepuluh : Menengok Suasana di Seputar Makam Pesantren Tebuireng. Tashwirul Afkar, 30(1), 124-133. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/562


Section
Essay