Al-Qur'an dan Masa Depan: Tafsir Determinasi Mohamed Talbi
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Al-Qur'an adalah kitab petunjuk yang melimpah dengan rupa-rupa nilai dan ajaran. Meskipun tidak sistematis: semburat dan cerai-berai, namun terkemas dalam teks-teks yang indah (sastrawi), racik dan rancak. Oleh karena itu, Al- Qur'an tidak akan selesai dipahami dalam satu diskusi monolitik atau definisi tunggal yang semata bersifat tekstual.1 Kenyataannya, apa yang nampak jauh lebih memudahkan daripada apa yang sayup-sayup dikandungnya. Sentralitas teks dalam tradisi tafsir Al-Qur'an tidak semata memunculkan implikasi metodis bagi mufassir tetapi juga ketergantungan primordial terhadap referensi-referensi masa lalu. Sementara zaman yang terus beranjak dan tak pernah jenak, menga- jak umat Islam terus berlari. Kenyataan- nya menjadi tidak pernah mudah karena umat Islam tidak dapat jauh ke mana- mana. Elit-elit agama membatasi ruang gerak umat dengan tafsir-tafsirnya yang tendesius: selalu merepresentasikan masa lalu secara kaku.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.