Nu dan Neoliberalisme: Lebih Baik Menyalakan Lilin Daripada Mengutuk Kegelapan

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Alfiriany Milati Fatimah
Alfanny Alfanny

Abstract

Sebagai orang awam mendengar kata NU, yang segera diingat dan dibayangkan adalah, pertama, kita mengingat Gus Dur sebagai ikon NU kontemporer walaupun sudah banyak ikon NU lainnya, tapi belum tergantikan hingga kini. Kedua, kita membayangkan sebuah pesantren tradisional di pelosok desa dengan berbagai atributnya seperti santri berkain sarung, kitab kuning dan lain-lain. Ketiga, kita mengingat PKB, sebuah partai berbasiskan massa NU yang tercatat sebagai partai di era reformasi yang paling banyak mengalami konflik internal.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Fatimah, A. M., & Alfanny, A. (2024). Nu dan Neoliberalisme: Lebih Baik Menyalakan Lilin Daripada Mengutuk Kegelapan. Tashwirul Afkar, 28(1), 33-46. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/504


Section
Articles