Perlunya Peran Politik, Ekonomi, dan Keagamaan untuk Pencerahan Perempuan

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Nawal El Sadawi

Abstract

Tidak bisa dipungkiri lagi, gerakan feminisme akan menjadi salah satu topik menarik di abad XXI, bahkan menjadi isu internasional yang sering diperdebatkan. Bisa Anda jelaskan gerakan feminisme di Mesir?
Saya sekarang sedang memikirkan gerak kerja Ikatan Feminisme Mesir (IFM) dalam rangka mempersatukan antar pelbagai aliran dan kelompok gerakan feminisme. Karena akhir-akhir ini, saya melihat perpecahan di antara mereka. Selain itu, permasalahan yang berkaitan dengan harkat dan martabat perempuan di Mesir semakin berkecamuk, seperti Undang-Undang Perdata (Qânûn Ahwal Syakhshiyah) yang menjadi fokus perdebatan di parlemen. Yang nampak dalam perdebatan tersebut, kaum perempuan tidak terlibat secara langsung dan menandakan bahwa kaum hawa di Mesir tidak mempunyai ruang gerak yang bebas dan kekuatan berarti, sehingga konsekuensi logisnya undang-undang dicetuskan cenderung mementingkan pihak tertentu dan tidak memenuhi tuntutan primer dan cita-cita perempuan di Mesir, secara umum. Maka dari itu, sekarang saya melaju bersama teman-teman di IFM untuk menuntut hak-hak perempuan. Dan tentu saja dalam setahun ke depan butuh waktu dan perjuangan yang luar biasa. Saya bertanggung jawab untuk merealisasikan cita-cita perempuan di Mesir.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
El Sadawi, N. (2024). Perlunya Peran Politik, Ekonomi, dan Keagamaan untuk Pencerahan Perempuan. Tashwirul Afkar, 8(1), 93–96. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/494


Section
Articles