Al-Azhar: Antara Reformasi dan Konservatisme

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Nuryadin

Abstract

Al-Azhar merupakan lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai peran aktif dalam membangun peradaban Arab khususnya dan Islam pada umumnya. Al-Azhar tidak hanya merupakan lembaga pendidikan biasa, yang hanya menerima para pelajar yang berdatangan dari penjuru dunia. Tapi juga mempunyai kepedulian besar terhadap masa depan Islam dan kaum muslimin. Dalam aktifitas keilmuannya tidak hanya mengkaji teori-teori keagamaan dan keislaman, tapi juga telah tercatat dalam sejarah Mesir, bahwa al-Azhar adalah markas kekuatan nasionalisme yang mempunyai peran besar dalam membebaskan Mesir dari cengkraman kaki tangan kolonialisme. Mengkaji peta pemikiran keislaman al- Azhar, tidaklah semudah apa yang dibayangkan. Al-Azhar mengalami jatuh- bangun, sesuai dengan laju perpolitikan Mesir sendiri yang mengalami banyak perubahan. Kita pun akan dihadapkan pada suatu masalah rumit, di mana al-Azhar bisa menjadi sumber kejumudan dan konser- vatisme, tapi juga menjadi starting point reformasi dan pencerahan. Dalam sejarah Mesir modern akan dijumpai bahwa para pioner pencerahan sosial, politik, seni, budaya dan sastra bahkan pemikiran keagamaan adalah putra mahkota al-Azhar; dari Rifa'ah al-Tahthâwy hingga Muhammad 'Abduh, Sa'ad Zaghlûl, Mustafâ Luthfi Sayyid, Salam Hijâzy, Thahâ Husain dan lain lain.


Nah bagaimanakah hal itu bisa terjadi? Maka ada baiknya bila kita telusuri sejarah berdirinya al-Azhar yang bermula dari ambisi politik dinasti Fatimiyah dalam menyebarkan faham Syi'ah, yang kemudian mengalami perubahan dari faham Syi'ah menuju faham Sunni. Adakah di sana dominasi politik penguasa waktu itu?

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Nuryadin. (2024). Al-Azhar: Antara Reformasi dan Konservatisme. Tashwirul Afkar, 8(1), 59-71. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/490


Section
Articles