Membongkar Mitos Sejarah Konflik Sosial, Politik, dan Agama
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
"Al-insan madaniyun bi al-thab'i". (Manusia adalah makluk sosial). Demikian adigium Arab yang bisa dipastikan kebenarannya. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah Allah Swt di muka bumi, maka ia hidup dengan manusia yang lain, membentuk dan dibentuk struktur sosial; suku, bahasa, bangsa dan agama. Pluralitas komponen-komponen ini merupakan manifestasi dari sunnatullah yang tidak berubah. Keragaman suku, bangsa, bahasa, budaya dan agama menjadi ajang dialog dan audensi; saling mengenal, memahami, belajar, memberi dan menerima. Namun, kehidupan tidak selamanya harmonis dan dinamis. Tiap-tiap individu memiliki motivasi-motivasi dan kebebasan untuk mengekspresikannya. Begitu juga dengan masing-masing suku dan bangsa, mempunyai naluri untuk menunjukkan kesukuan dan kebangsaannya. Kepentingan individu dan kelompok tidak sama dengan keinginan yang lain. Terkadang, kepentingan yang majemuk ini saling berbenturan, dan drama konflik pun dimulai.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.