Pembacaan Al-Quran Muhammad Syahrur
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Oleh karena al-Qur'an menempati posisi signifikan dalam Islam, maka dinamika pembacaan terhadap ayat-ayatnya tidak pernah mengalami stagnasi.' Pembacaan yang umumnya dikenal dengan penafsiran ini, dalam sejarahnya sejak masa klasik hingga masa modern- telah melahirkan banyak metode. Bila pada masa klasik, para ulama umumnya memakai metode global (ijmâlî), maka pada masa sekarang, seiring dengan kebutuhan umat Islam untuk merespon Derkembangan, metode yang umumnya dikembangkan adalah metode tematik maûdlû't). Metode ini pun sebetulnya memunculkan banyak kemasan yang tampil secara berbeda-beda. Hal ini karena kemajuan ilmu pengetahuan sudah tidak dapat dibendung lagi dan adanya kecenderungan di antara para ilmuan dari berbagai latar keilmuan untuk menerapkan metodologi baru dalam 'membaca' al-Qur'an. Sehing-ga, tidak jarang hasil pem-bacaan yang didapatkan oleh penafsir-penafsir 'baru' ini tidak sejalan atau bahkan bertentangan dengan penafsiran-penafsiran yang mu'tabar. Sebagai isu yang paling hangat dan paling representatif dalam hal ini adalah buku al-Kitâb wa al-Qur'ân: Qira'ah Mu'ashirah karya Muhammad Syahrur.' Buku ini adalah fenomenal sebab di satu sisi dinyatakan sebagai the bestseller book di Timur Tengah, dan di sisi lain, buku ini memiliki watak kontroversial, melahirkan sikap pro dan kontra. Nama- nama seperti Wahbah al-Zuhaili,* Salim al-Jabi, Thahir al-Syawwaf, dan Khalid al-'Akk' adalah di antara mereka yang kontra terhadap buku itu. Sebaliknya, Wael B. Hallaq, Dale F. Eickelman, dan Halah al-Quri, adalah di antara mereka yang pro dan menunjukkan kekaguman terhadapnya. Dualisme penilaian ini ternyata tidak hanya bergema di tingkat individual, tetapi juga membawa implikasi di tingkat kenegaraan. Pemerintah- pemerintah seperti Saudi Arabia, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab, secara keras melarang peredaran buku itu ke megaranya. Tetapi di pihak lain, Sultan Qaboos di Oman, malah memberikan penilaian yang positif, sampai ia membagi- bagikan buku itu kepada para menterinya, dan merekomendasikan mereka untuk membacanya.10 Berangkat dari fenomena di atas, tulisan berikut ini hendak mengeksplorasi model pembacaan al-Qur'an Syahrur dimaksud. Persoalan yang ingin diela- borasi dalam tulisan ini adalah format metodologinya di samping juga coba memaparkan beberapa hasil pembaca- annya, khususnya yang terangkum dalam buku itu.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.