Membongkar Sejarah Penciptaan Manusia dalam Al-Quran

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

M. Faisol Fatawi

Abstract

Sampai sekarang, sejarah asal-usul manusia di muka bumi masih menjadi objek kajian yang hangat. Berbagai usaha dan teoritisasi telah dilakukan. Salah satu teori yang paling terkenal dikemukakan oleh Darwin, bahwa manusia berasal dari Kera. Tak pelak, kebenaran teori itu pun dipertanyakan oleh banyak pihak, bahkan mendapat tanggapan keras dari para ilmuwan umumnya dan para agamawan khususnya. Seiring dengan itu, para antropolog sibuk menemukan fosil yang diduga fosil manusia tertua. Ada Pithecanthropus Erectus, Meganthropus Erectus, Wajakensis Soloensis, Homo Sapien, dan sebagainya. Namun demikian, semuanya masih belum dapat menjawab secara pasti misteri di balik asal-usul (penciptaan) manusia di muka bumi. 


Dalam tradisi pemikiran Islam, misteri asal-usul manusia di muka bumi pembahasannya selalu dihubungkan dengan kisah penciptaan nabi Adam. Bahwa nabi Adam adalah manusia pertama di muka bumi. Darinya Hawa diciptakan, dan dari


keduanya itulah —setelah memakan buah khuldi dan diusir dari Sorga diturunkan ke muka bumi— lahir anak keturunannya, termasuk kita semua ini yang menjadi anak turun Adam. Pemahaman seperti ini terus diproduksi dan direproduksi oleh kalangan mayoritas muslim. Bahkan kalau kita menyangkalnya berarti dianggap telah mengingkari al-Qur'an. Alasannya mudah, yaitu karena memang demikianlah al-Qur'an mengisahkan.


Berbeda dengan pemahaman mayoritas terhadap kisah penciptaan manusia (baca: nabi Adam) tersebut, buku yang ditulis oleh Dr. Abdus Shobur Syahin ini hadir untuk memberikan penjelasan secara panjang lebar tentang kisah itu. Dengan tetap berpijak pada ayat-ayat al-Qur'an, dengan sedikit membandingkan beberapa temuan dan teori mutakhir-modern.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Fatawi, M. F. (2024). Membongkar Sejarah Penciptaan Manusia dalam Al-Quran. Tashwirul Afkar, 13(1), 165-171. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/395


Section
Articles