Khalil Abdul Karim: Kiyai Merah dari Mesir
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Diskursus dan pemikiran keagamaan niscaya membutuhkan sebuah landasan epistemologis yang melatarbelakanginya; dalam proses selanjutnya akan menentukan orientasi dan kecenderungan muatan-muatan yang terkandung di dalamnya. Tanpa basis epistemologis yang kuat, out put analisis yang dilakukan akan dangkal adanya. Salah satu kelompok yang paling concerns terhadap keniscayaan itu adalah para pemikir yang mengusung label "Islam Kritis", seperti Mohammed Arkoun (Aljazair), Shadiq Jalal al-A'zham (Liba- non), Hisyam Syarabi (Palestina), dan lain-lain. Di Mesir, penampakan kelom- pok "Islam Kritis" umumnya diidentikkan dengan kecenderungan "Kiri" (Sosialis- Marksis). Dalam kaitan itu, Farida al- Niqqasy berasumsi bahwa kelompok Islamis dan Sosialis-Marksis lebih terbekali dengan baik dilihat dari metodologi dan muatan pemikirannya, dibandingkan dengan aliran-aliran lain seperti liberalis dan nasionalis. Tidak heran kalau aksentuasi-aksentuasi pemikiran yang disodorkan kedua aliran ini terkesan lebih artikulatif.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.