Mempertemukan Kajian Al-Quran dan Ilmu Humaniora
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Isu seputar teks keagamaan dalam khazanah keilmuan keislaman sejak beberapa tahun terakhir di tanah air semakin hangat diperbincangkan. Ini ditopang oleh semakin banyaknya buku- buku pemikiran keagamaan, baik yang ditulis oleh pemikir muslim di Timur Tengah, maupun yang hidup di Barat, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tokoh semisal Hassan Hanafi, dengan manifesto "kiri Islamnya", Abid al-Jabiri dengan proyek kritik nalar Arab, Ali Harb dengan kritik teks-nya, Nashr Abu Zayd dengan horizon baru hermeneu- tika al-Qur'an, dan Abdul Karim Shoroush dengan pemikiran depolitisasi Islam, 5 adalah beberapa nama yang mewakili ilmuwan yang turut membangkitkan "greget" kritis di kalangan generasi muda muslim tanah air. Hal ini sekaligus menandakan adanya shift of paradigm dari wacana kajian keislaman yang pernah ada di Indonesia.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.