Intoleransi dan Otoritarianisme: Tindakan Manusia dan Latar Sikap Beragama
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Ketika Perancis diperintah oleh raja Louis XIV (w. 1715) pada abad ke-18, terjadilah persengketaan-persengketaan atas nama agama yang dipenuhi dengan aneka penyiksaan dan diskriminasi hak-hak publik bagi masyarakat minoritas yang memiliki keyakinan berseberangan dengan gereja katolik sebagai agama mayoritas yang didukung oleh kekuasaan yang semena-mena. Mereka menganggap bahwa keyakinan kelompoknya adalah kesucian yang tidak boleh dinodai dengan adanya keyakinan lain yang tidak mengakui kebenaran keyakinan mereka. Karenanya, bagi mereka yang tidak mengakui kebenaran keyakinan yang dianut oleh penguasa harus diukilkan dan dipersulit keberadaannya, bahkan bila perlu dilenyapkan sama sekali. Mereka yang membelot dari keyakinan penguasa, terhalang dalam pengakuan keimanannya, perkawinannya, hak-hak kemanusiaan dan hak-hak kehidupan serta kelahiran keturunan keturunan mereka. Akibatnya, pemberontakan dengan segala konsekuensinya melawan pusat kekuasaan dari mereka yang tertindas, tidak dapat lagi dibendung.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.