Jerit Parau Komuntas Agama Lokal: Kesaksian atas Keberagaman yang Retak
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Pada 27 Desember 2003, Pondok Pesantren As'adiyah Wajo, Sengkang Sulawesi Selatan mengadakan pertemuan untuk membahas hubungan antara komunitas agama lokal dengan komunitas pesantren. Di dalam pertemuan tersebut, beberapa hal penting dibahas khususnya pengalaman beberapa komunitas agama lokal yang berhubungan dengan tindakan diskriminatif dan sikap mencurigai yang sering dilakukan oleh komunitas lain di sekitar mereka. Tindakan diskriminatif yang sering dilakukan oleh komunitas lain bukan hanya berupa sikap dan/atau pandangan stigmatik seperti menunjuk kafir, sesat, dan hikam melainkan juga berupa kekerasan fisik terhadap kegiatan-kegiatan ritual adat mereka. Dalam hal yang terakhir ini, selain para "penjaga" kesucian agama seperti tokoh agama, aparat keamanan merupakan bagian penting dari kelompok yang turut serta dalam kekerasan itu. Beberapa tradisi ritual komunitas lokal di Sulawesi Selatan, seperti maggirik (Komunitas Bissu), matpasiala mamu (Pappuangang Mandar), mattajang (Komunitas Ujung), dan yang lain telah sejak lama mengalami ketegangan baik dalam hubungannya dengan pesantren maupun dengan aparat keamanan setempat.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.