Dengan Mengayomi Petani, NU menjadi Besar
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Terkait dengan pengalaman Bapak selama ini, bagaimana sebenarnya peran kiai dalam konteks politik agraria?
Begini, para kiai itu mengantarkan putra-putranya di pesantren untuk dididik. Beliau mengelola dan membiayai pesantren dan keluarganya. Untuk itu, tentu perlu dana investasi modal untuk memenuhi kebutuhan itu. Dulu, kiai umumnya tidak mengenal bank, dan oleh karena itu mereka menginvestasikan modalnya di sektor pertanahan. Hingga tidak mustahil para kiai itu banyak areal tanahnya. Ironisnya, pemilikan tanah yang dinilai melebihi batas-batas tertentu dinilai melanggar UU Pokok Agraria atau kerap dikenal UUPA. Visi pemerataan tanah untuk rakyat sebagaimana menjadi semangat UUPA itu pada dasarnya bukan tujuan utamanya. Melainkan itu lebih menjadi motivasi politik Barisan Tani Indonesia (BTI), sayap tani Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk membagi habis pemilikan tanah orang-orang yang berbasis agama, khususnya Islam, dalam rangka memperoleh basis dukungan massa rakyat sebanyak-banyaknya. Dan di situlah pertarungan kita.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.