Pembaharuan Agraria: Pilar Utama Kedaulatan Pangan
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Pernyataan Mochammad Tauchid lebih setengah abad lalu masih relevan hingga saat ini bahwa: "soal agraria (soal tanah) adalah soal hidup dan penghidupan manusia, karena tanah adalah asal dan sumber makanan. Untuk mempertahankan hidup, orang berjuang buat mendapatkan makanan". Sejak berabad-abad lalu, manusia mengembangkan berbagai cara untuk memperoleh makanan, baik mengambil dari alam maupun membudidayakannya. Mereka berupaya memenuhi kebutuhan pangannya sendiri agar makanan selalu tersedia sehingga kehidupan keluarga dan masyarakatnya terus berkembang. Namun, upaya masyarakat untuk memproduksi dan memenuhi sendiri pangannya semakin terganggu oleh hadirnya pihak-pihak lain yang memanfaatkan tanah-tanah mereka. Sejarah mencatat kehadiran Belanda ke Indonesia, khususnya Jawa, untuk memperoleh produk pertanian yang dapat dijual di pasar dunia. Tanah dan tenaga kerja yang sebelumnya digunakan untuk meningkatkan usaha padi dan tanaman pangan lainnya untuk rakyat desa, kemudian digunakan untuk meningkatkan produksi tebu, nila, kopi, tembaku, dan lainnya. Proses inilah yang menyebabkan merosotnya kesejahteraan penduduk pribumi, yakni meluasnya kemiskinan dan kelaparan.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.