Politik Kebudayaan: NU Menolak Transnasional
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Untuk kesekian kalinya, Nahdlatul Ulama (NU) mengumandangkan penolakan terhadap "ideologi" transnasional. Ketua PBNU, Hasyim Muzadi disambung beberapa intelektual muda NU, lebih setahun terakhir melalui beberapa media ornas keagamaan terbesar itu, dengan penuh semangat mengampanyekan penolakan terhadap "ideologi" transnasional baik ideologisasi agama dari Timur Tengah maupun liberalisme dari Barat. Bahkan secara eksplisit, NU Online 24-25 April 2007 menyerukan agar masyarakat berhati-hati menghadapi gerakan transnasional karena gerakan itu dinilai potensial menghancurkan ideologi negara Pancasila, UUD 45, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Walaupun "ideologi" transnasional sebenarnya tidak terbatas hanya menyangkut soal pemikiran keagamaan, seruan NU tersebut tampaknya lebih terarah pada soal keislaman baik menyangkut ideologisasi agama maupun berpikir liberal; dalam konteks yang pertama, organisasi- organisasi Islam seperti Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, dan al-Qaeda menjadi contoh yang paling sering disebut.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.