The Role of Adat Leadership in Mediating Religious Conflicts: The Case of Puri Agung Klungkung in a Multicultural Bali Context
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Penelitian ini meneliti peran kepemimpinan adat, khususnya Puri Agung Klungkung, dalam mengelola ketegangan agama antara komunitas Hindu dan Muslim di Bali, Indonesia. Penelitian ini menyelidiki bagaimana tata kelola tradisional, berdasarkan hukum adat dan dialog antaragama, berkontribusi dalam menyelesaikan konflik dan menjaga kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, dengan wawancara mendalam bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan otoritas adat. Observasi langsung terhadap upacara adat dan pertemuan lintas agama juga dilakukan, didukung oleh analisis data sekunder dari teks-teks sejarah dan laporan pemerintah. Penelitian ini mengungkapkan bahwa Puri Agung Klungkung memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik agama melalui praktik berbasis adat, mendorong dialog antaragama, dan memanfaatkan otoritas simbolisnya. Penerapan Tri Hita Karana, sebuah filosofi Bali tentang harmoni, juga muncul sebagai faktor kunci dalam mempromosikan kerukunan agama di berbagai komunitas. Temuan ini menyarankan bahwa kepemimpinan adat dapat menjadi pelengkap efektif bagi kerangka hukum formal di masyarakat multikultural, terutama di mana sistem hukum modern gagal menangani ketegangan agama atau budaya lokal. Penelitian ini menyoroti kebutuhan akan kebijakan yang mengintegrasikan tata kelola tradisional dengan hukum nasional untuk memperkuat strategi penyelesaian konflik. Penelitian ini mengisi kesenjangan dalam literatur dengan memberikan analisis mendalam tentang bagaimana kepemimpinan adat, yang berakar pada tradisi dan praktik keagamaan Bali, berkontribusi dalam mencegah konflik agama. Studi ini menawarkan model unik yang dapat diadaptasi di wilayah lain yang menghadapi ketegangan agama serupa.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
References
Amalia, F. ‘Ngaminang: Adaptasi Budaya Makan Megibung Bali Pada Masyarakat Islam Di Desa Kampung Gelgel, Kabupaten Klungkung’. Vidya Wertta 6, no. 1 (2023): 1–12. https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/vidyawertta.
Arif, Mahmud, and Zulkipli Lessy. ‘Another Side of Balinese Excoticism Local Wisdom of the Muslim Community in Gelgel Village, Klungkung Regency, for Preserving Harmony between Religious Communities in Bali’. INFERENSI: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 15, no. 2 (13 February 2022): 185–216. https://doi.org/10.18326/infsl3.v15i2.185-216.
Fujiwara, E. ‘The Impact of the Oil Palm on Adat Social Structure and Authority: The Case of the Medang People, Indonesia’. Asia Pacific Journal of Anthropology 21, no. 2 (2020): 140–58. https://doi.org/10.1080/14442213.2020.1734069.
Hauser-Schäublin, Brigitta, and David D Harnish. Between Harmony and Discrimination: Negotiating Religious Identities within Majority-Minority Relationships in Bali and Lombok. Leiden and Boston: Brill, 2014.
Hitchcock, M, and I N Darma Putra. ‘The Bali Bombings: Tourism Crisis Management and Conflict Avoidance’. Current Issues in Tourism 8, no. 1 (2005): 62–76. https://doi.org/10.1080/13683500508668205.
Karim, K M, S A Saili, and K M Khambali. ‘Religious Leader: Model Agent for Inter-Faith Dialogue Implementation in Malaysia’. Global Journal Al-Thaqafah 6, no. 1 (2016): 87–100. https://doi.org/10.7187/gjat10620160601.
Kershaw, C, D E Rast, M A Hogg, and D van Knippenberg. ‘Battling Ingroup Bias with Effective Intergroup Leadership’. British Journal of Social Psychology 60, no. 3 (2021): 765–85. https://doi.org/10.1111/bjso.12445.
Koschorke, J. ‘Legal Pluralism in Indonesia: The Case of Interfaith Marriages Involving Muslims’. In Studies in Islamic Law and Society, 49:199–229, 2019. https://doi.org/10.1163/9789004398269_010.
Kubontubuh, C P. ‘Tri Hita Karana, a Spiritual Connection to Nature in Harmony’. Journal of the Siam Society 111, no. 2 (2023): 247–52. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85174611037&partnerID=40&md5=6c8d0f10fc01de0fcd7a4b11ae20b16e.
Mashad, D. Muslim Bali: Mencari Kembali Harmoni Yang Hilang. Pustaka Al-Kautsar, 2014.
Olszewska, D. ‘Local Deities, Traditions, and Regional Identity of the Chinese Community in Bali. Introduction to the Problem’. Siberian Historical Research, no. 1 (2015): 98–109. https://doi.org/10.17223/2312461X/7/6.
Rajafi, A, A Sugitanata, and V Lusiana. ‘The “Double-Faced” Legal Expression: Dynamics and Legal Loopholes in Interfaith Marriages in Indonesia’. Journal of Islamic Law 5, no. 1 (2024): 19–43. https://doi.org/10.24260/jil.v5i1.2153.
Rasyid, A, R F Lubis, M W R Hutagalung, M A Lubis, M R Mohd Nor, and A Vinandita. ‘Local Wisdom Recognition in Inter-Ethnic Religious Conflict Resolution in Indonesia from Islah Perspective’. Juris: Jurnal Ilmiah Syariah 22, no. 1 (2023): 13–26. https://doi.org/10.31958/juris.v22i1.8432.
Royo, A, W Dharmiasih, and Y Arbi. ‘Forum Pekaseh in the Management of Subak Landscape of Catur Angga Batukaru, Unesco World Heritage Sites in Bali’. In Asian Sacred Natural Sites: Philosophy and Practice in Protected Areas and Conservation, 118–30, 2016. https://doi.org/10.4324/9781315676272-19.
Sulistiono, B, A Yusuf, and I Hidayat. ‘Local Wisdom in Muslim Social Community in Bali Province: A Study of Tolerance’, 2019.
Swardhana, G M. Kajian Pemetaan Daerah Rawan Bencana Sosial Di Denpasar, Badung, Klungkung, Dan Jembrana, Propinsi Bali, 2014.
Wisarja, I K, and I K Sudarsana. ‘Tracking the Factors Causing Harmonious Hindu-Islamic Relations in Bali’. Cogent Social Sciences 9, no. 2 (2023). https://doi.org/10.1080/23311886.2023.2259470.
Wiwin, I W. ‘The Implementation of Tri Hita Karana in Ecotourism Development Towards Sustainable Tourism in The Bukit Cemeng Bangli Regency’. Jurnal Kajian Bali 11, no. 2 (2021): 353–68. https://doi.org/10.24843/JKB.2021.v11.i02.p06.
Yaditama, Aditama, Bagus Wirawan, and Rai Wahyuni. ‘Eksistensi Desa Muslim Kampung Kusamba Tahun’. Humanis: Journal Arts and Humanities 26, no. 1 (2022): 147–56. https://doi.org/10.24843/JH.20.