Modernitas dan Spiritualitas dalam Jaringan Sufi Baru di Indonesia
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Hampir sepanjang abad ke-20, tradisi sufi di Indonesia mengalami marjinalisasi ganda, Hal ini terjadi, dari dalam, pada komunitas muslim lokal oleh musllm modernis dan, dari luar ke dalam, oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan kasus Indonesia untuk mcnguji teori bagaimana agama-agama berperan dalam proscs modernisasi. Pada peralihan abad ke-20, kaum muslim modernis di Hindia Belanda, terilhami oleh para pembaharu di pusat-pusat Islam di Timur Tengah, melakukan sejenis revitalisasi baru atas agama mereka. Mereka tak hanya berusaha menghapus bumbu-bumbu lokal pada ajaran murni Nabi Muhammad, seperti dilakukan banyak pembaharu di masa lampau, tapi juga berusaha membuka kembali teks-teks dasar Islam, al-Quran dan Hadits kepada penafsiran-penafsiran baru (ijtihad) yang belum pernah dilakukan, Tujuan mereka adalah membebaskan keimanan dari kekolotan dan melepaskan potensinya demi kepemimpinan spiritual di dunia modern.
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.