Menyuarakan Yang Ilahi UPAYA AWAL MEMAHAMI SUFISME SEBAGAI META-PRAGMATIK
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Artikel ini mencoba memahami tradisi dan gerakan sufisme sebagai meta-pragmatik. Sebagai kerangka dalam memahami realitas pragmatik yang merupakan hasil negosiasi dan tariktnenarik dialogis antara aktor yang bersangkutan. Konsep meta-pragmatik mampu membantu analisis yang berrujuan mcmahami proses revitalisasi sufisme. Konsep meta-pragmatik juga dapat membantu menjelaskan kemunculan dimensi remporal yang menghubungkan sebuah praktik dengan praktik-praktik serupa yang datang sebelumnya, atau bahkan dengan Yang Ilahi, melalui relasi indeksikal sehingga mampu tnemaknai sufisme sebagai tradisi dengan kontinuitas dan dinamikanya. Melalui pendekatan meta-pragmatik analisa dapat diarahkan kepada tingkat keseharian, dimana sufisme sebagai sebuah realitas yang hidup terus berkembang dan ditransmisikan. Dengan demikian, pendekatan ini dapat menghindarkan analisa dari tendensi esensialis dan hermeneutika-interprerifyang selama ini mendominasi studi Islam. Memahami sufisme sebagai meta-pragmatik berarti memahami Sufisme sebagai realitas yang hidup di tengah masyarakat, dipenuhi ambiguitas dalam transmisinya sehingga mampu memperlihatkan kompleksitas proses revitalisasi sufisme
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.