Pembacaan Al-Quran berbasis Kepentingan Politik

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Nurul H. Maarif

Abstract

Al-Quran menempati posisi sentral bagi kehidupan umat Islam. Ini menjadikan ajang perebutan bagi penbacanya, baik untuk kegiatan akademik maupun hajat pragmatis mendukung aktivitas politik. Caranya ayat-ayat digiring untuk mengapresiasi pandangan dan kepentingan politik tertentu. Akibatnya, muncul penafsiran yang mencerabut dari konteks asal pembicaraan ayat. Fenomena "merebut ayat untuk hajat sesaat" Ini terjadi sejak zaman awal Islam dan berlanjut hingga kini. Inilah yang oleh Nasr Hamid Abu Zaid disebut sebagai al-qira'ah al-idiulujiyyah, oleh tim Gorringe disebut political reading of scripture, oleh Azyumardi Azra disebut abuse of quranic verses, dan oleh Stephan Wild disebut Political Interpretation of the Quran

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
H. Maarif, N. . (2024). Pembacaan Al-Quran berbasis Kepentingan Politik. Tashwirul Afkar, 34(1). Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/144


Section
Articles