Saya Indonesia, Saya Pancasila Islamisasi, Konteks, dan Diskursus Pancasila Pasca Rezim Otoriter

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Wahyudi Akmaliah

Abstract

Artikel ini menjelaskan Pancasila yang kembali sebagai diskursus pasca rezim Orde Baru, khususnya menjelang 20 tahun pasca kejatuhan Soeharto dalam pemerintahan Jokowi. Terkait Pancasila yang kembali menjadi diskursus, ada tiga pertanyaan yang saling terkait yang diajukan dalam artikel ini; Konteks apa yang menyebabkan Pancasila relatif terabaikan pasca kejatuhan rezim Orde Baru? Mengapa Pancasila kembali menjadi diskursus penting sebagai landasan berbangsa dan  bernegara di era pemerintahan Jokowi?  Bagaimana menempatkan Pancasila dan diskursus wajah nasionalisme Indonesia di tengah tiga teori yang mengemuka; sekularisasi, nasionalisme religius, nasionalisme berketuhanan? Dalam menjawab ketiga hal tersebut, artikel ini berargumen bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta telah menjadi ruang yang membuat kelompok konservatif Islam menguatkan diri di publik nasional. Selain kehadiran kelompok konservatif yang menguat di ruang publik dan adanya aliansi mereka dengan predator politik untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta, konteks pemerintahan Susilo Bambang Yudiono sebelumnya sebagai prakondisi, membuka jalan kelompok-kelompok tersebut juga merupakan penjelasan yang tidak bisa diabaikan.

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Wahyudi Akmaliah. (2024). Saya Indonesia, Saya Pancasila : Islamisasi, Konteks, dan Diskursus Pancasila Pasca Rezim Otoriter. Tashwirul Afkar, 37(1), 106-121. Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/114


Section
Articles